Jumat, 18 November 2011

antara indo dan hindi


“Melihat Sisi Lain dari Perfiman Indo dan Hindi”

Film yang baik merupakan media komunikasi, menghubungkan gambaran masa lampau dengan sekarang dan mencerdaskan dan mencerahkan bangsa karena memberikan nilai-nilai keberagaman terkandung didalamnya seperti sarana penerangan atau informasi, pendidikan, pengekspresian seni . Film juga mendiskripsikan watak, harkat, dan martabat budaya bangsa. Sekaligus sebagai memberikan manfaat dan fungsi yang luas bagi bidang ekonomi, sosial dan budaya. Film tidak hanya semata menonjolkan unsur hiburan semata, tetapi lebih kepada tanggung jawab moral untuk mengangkat nilai nasionalisme bangsa dan jati diri bangsa yang berbudaya.

Dengan menambahkan unsur hiburan, artistik, digital teknologi dan kemasan yang menarik apresiasi penonton. Film sekarang ini sudah menjadi komuditas menguntungkan. Tak jarang perusahaan ‘menyentuh’ media ini dalam iklan produk guna mengangkat penjualan. Tak lain dengan Perfilman India atau yang biasa di kenal perfilm Boolywood yang jalan ceritanya selalu mengutamakan kebudayaan, semua bahkan menggunakan musik dan lagu sebagai pengalaman dramatis suatu alur cerita. Plot perfilman India penuh dengan emosi tapi sederhana. Yang menceritakan drama moralitas dan para aktor atau aktrisnya memainkan peran yang sama secara berulang-ulang namun dengan kesan dan cerita yang tak membosankan dan susah di tebak oleh penonton. Beda halnya dengan perfilaman Indonesia yang ceritanya monoton dan mudah di tebak akhir cerita.

Film-film Hindi menentukan gaya berpakaian,bahasa,ritual dan selalu membawa penduduk desa yang banyak dalam pembuatan filmnya. Namun Perfiman Indo sekarang gaya semua itu seakan hilang begitu saja, yang lebih di titik beratkan yakni gaya glamor sekarang era metropolitan.dan menabrak tabu yang jauh berbeda dengan jalan cerita pada masa jayanya pada tahun 80-an di mana seperti dalam film Naga Bonar (1986) merupakan contoh unik dan mewakili gambaran, bagaimana sebuah nilai atau pesan yang diangkat di kemas dalam bentuk sederhana tanpa memerlukan pemikiran dan diskusi panjang.

Tapi sekarang perfilman Bollywood sudah memiliki perubahan namun cara penyampaiannnya yang masih tetap sama saja dan unsur-unsur kebudayaannyapun takkan terlepas. Seperti pada film My name Is kHan dan slumdong Millionaire, bahkan hanya ada nyayian di penggalang film saja. Kecendrunagn itu mengalami perubahan pada beberapa tahun terakhir “ ujar C, dan “yang bakal berubah itu adalah cara penyampaian Ceritanyameski boleh jadi, tema- temanya msih tetap sama saja ,”kata Sridhar. Namun bintang-bintang atau para Starringnya masih di golongkan oleh actor amupun actris lama yang terkenal sehingga tak ada yang beda , tapi belakangan ini sudah mulai merambah pada artis-artis pendatang baru yang mungkin di cari.

Namun tak lain dari perfilaman Indonesia pada saat ini yang selalu mengedepankan soal penampilan bukan dari jalan cerita, bahkan tak jarang dari setiap cerita yang di sampainkan intinya hanya itu-itu saja dan saling mengumbar aurat. Padahal ini tak sesuai dengan adat yang berlaku. Coba saja penyampaiannya memiliki makna dan jalan ceritanya seperti contoh Film laskar pelangi, sang pemimpi. Mungkin pendapatan akan bagus dan minat penontonpun banyak, Jika cerita yang di sampaikan lebih apik lagi dan membudaya.

Semua unsur perfilman juga tak luput dari aktor dan aktrisnya seperti Bollywood yang masih mengutamakan actor dan actris yang terkenal seperti shah rukh khan, aamir khan dll. Dan Indo yang masih menggunakan aktor lama bila jalan ceritanya masa lampau tapi tak jarang juga menggunakan bintang-bintang baru.

Daftar Pustaka :

Akbar, Mohammad. “Bollywood yang Berubah” Republika, 31 maret 2011. Hlm.8.

Chopra, Anupama. 2008.Shah Rukh Khan The King of Bollywood atau Kisah Legendaris seorang bocah Muslim biasa yang menjadi Dewa di Jagat Perfilman India . Terjemahan Sujatrini,Liza. Cetakan pertama. Jakarta :Hikmah (Pt. Mirzan Publika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar